Siang ini hujan membungkus kota Jakarta. 2 hari yang terasa berbeda dari hari-hari lainku selama di Ibu Kota. Pada hari kerja, aku seperti mengulang aktivitas yang sama. Tak begitu memperdulikan hari terasa panas atau dingin, yang jelas menghabiskan waktu di depan layar laptop, berpindah dari satu meet ke meet yang lain hampir setiap hari dilakukan. Begitu selalu.
Setelah 10 hari tak enak badan karena Covid-19, aku merasa tidak produktif bekerja. Badan menggigil kadang juga demam, batuk tak berkesudahan, hingga pusing ketika otak diajak mikir. Sembari bekerja, selama isolasi mandiri aku berdiam merenung. Merenung tentang hidupku belakangan ini di Jakarta. Berjalan, bekerja, sesekali menghibur diri, meskipun akan kembali dengan rasa lelah yang tak henti. Sesekali merasa hampa, sendiri, bahkan merasa kehilangan sesuatu.
Namun, 2 hari ini terasa berbeda.
Aku kembali menemukan bagian kecil dari duniaku yang hilang. Aku seperti bertemu semangat belajar adik-adik di kaki Gunung Lawu yang sempat kuajar beberapa tahun silam. Aku seperti mendapat energi baru ketika kembali melihat pameran lukisan tentang alam dan kehidupan. Senang hati juga ketika bisa mengobrol dengan pegiat lingkungan dan berbicara tentang laut, sampah, serta produk yang berkelanjutan.
2 hari ini seperti menghidupkan mimpi-mimpi kecilku yang sempat kutinggalkan.
Seni, mendongeng, mengajar, merawat kehidupan. Bertemu mereka meskipun dengan wujud, ruang, dan moment yang berbeda ternyata cukup membuatku merasa hidup dan memberi perasaan yang berarti.